LAPORAN PRAKTIKUM PLC 6

Data Scalling  (LM35)

Tujuan

  1. Dapat mengetahui data scalling
  2. Dapat menggunakan instruksi dari data scalling

Dasar Teori

DATA SCALLING

Scale – SCL(194)

Penggunaan Skala di PLC biasanya bertujuan untuk memudahkan dalam perhitungan, memudahkan dalam menyampaikan informasi atau memberikan perintah. Misalnya pada praktikum kali ini digunakan potensiometer yang menghasilkan output data analog. Kemudian potensiometer tersebut dihubungkan pada Modul Analog to Digital Converter (ADC) agar nilai analognya dapat terbaca sebagai nilai Digital oleh PLC. Selanjutnya didapat 2 besaran, yaitu besaran bacaan dari potensiometer (0 – 255) dan besaran digital  melalui ADC (resolusi ADC 6000). Data yang masuk ke dalam memory PLC tentu berupa data digital yang mewakili nilai bacaan dari potensiometer. Namun pada praktikum kali ini akan digunakan besaran digital ADC untuk menggantikan besaran dari bacaan potensiometer dan untuk besaran yang lain digunakan besaran dalam Volt dimana range-nya adalah 0 V – 5 V. Tentu sangat tidak mungkin kita menampilkan nilai 6000 untuk memberi informasi besar tegangan yang dihasilkan dari bacaan nilai potensiometer, karena akan sulit dipahami. Itu lah kenapa kita perlu melakukan skala di PLC agar nilai Digital 6000 tersebut dapat ditampilkan menjadi 5 V.

Persamaan garis lurus dapat digunakan sebagai metode untuk menyelesaikan permasalahan skala yang memiliki 2 variable. Dimana variable yang telah diketahui nilainya ditetapkan sebagai X, sedangkan variable yang belum diketahui nilainya sebagai Y. Persamaan paling umum yang digunakan dan grafik contohnya gambar di bawah ini.

Anggaplah X adalah nilai digital yang masuk ke PLC, sedangkan Y adalah nilai jarak yang akan ditampilkan. Titik A dan B adalah 2 titik minimum yang kita perlukan untuk melakukan operasi Skala di PLC. Koordinat dari titik A menurut gambar di atas adalah (As,Ad) dan koordinat titik B adalah (Bs,Bd). Maka dengan persamaan garis lurus nilai yang berada di antara As dan Bs (misalnya titik Cs) dapat diketahui hasilnya pada Cd. Dan seterusnya.

Lalu bagaimana Skala di PLC dapat dilakukan?
CX Programmer oleh telah disediakan perintah SCL untuk melakukan operasi Skala di PLC seperti pada gambar di bawah ini:

 

Parameter yang perlu diperhatikan adalah

  1. S sebagai sumber data memory yang akan dilakukan skala,
  2. P1 adalah informasi 2 titik sampling. Data pada P1 memakai panjang data 4 word yang berfungsi menyimpan nilai As, Ad, Bs dan Bd.
  3. R adalah data memory yang menampilkan hasil Skala

Untuk dapat menggunakan sensor berjenis analog (pada praktikum kali ini digunakan potensiometer), sensor tersebut harus dihubungkan ke port ADC yang ada. PLC dapat membaca data analog arus atau tegangan tergantung dengan kondisi deep switch yang ada di bagian analog input/output PLC.

Sensor analog yang dapat terhubung ke PLC CP1H memungkinkan untuk 4 sensor analog untuk dapat terhubung ke PLC. Port input tersebut ada 8 buah port yang masing masing saling berpasangan untuk input positif (+) dan negatifnya (-) sehingga hanya ada 4 sensor yang dapat masuk ke PLC

 

PEMBAHASAN

Sebelum membuat ladder diagram untuk membaca nilai dari suatu sensor analog diperlukan beberapa pengaturan yang dibutuhkan. Pertama ialah mengatur resolusi yang akan digunakan, dalam PLC CP1H terdapat 2 range resolusi yaitu 1/6000 atau 1/12000. Selanjutnya aktifkan input analog yang ingin digunakan dan pilih range-nya (0 – 5 V).

etelah langkah-langkah diatas sudah selesai diset, selanjutnya adalah membuat diagram ladder. Instruksi yang digunakan untuk membaca analog input adalah instruksi scale (SCL). Dalam Instruksi ini membutuhkan 3 variabel. Variabel yang pertama adalah alamat input analog, yang kedua adalah parameter range awal, dan yang terakhir adalah alamat data analog yang sudah diolah (Tempat penyimpanan).

Instruksi SCL digunakan untuk scaling data. Untuk melakukan scaling data diperlukan 4 alamat sebagai acuan scaling. Data P1 akan digunakan sebagai awal data scaling (BCD). P1+1 akan digunakan sebagai data awal input analog. P1+2 sebagai data akhir data scaling (BCD). dan P1+3 sebagai range akhir data input analog.

Pada kegiatan ini akan membaca input analog dari LM35 yang dihubungkan ke slot 4 analog (alamat 200).Untuk membaca analog input dari LM35, parameter scalling yang digunakan adalah 0-&6000 (tergantung resolusi yang digunakan) untuk analog input parameter dan 0-#1000. Selanjutnya untuk scalling input parameter,.alamat yang digunakan untuk menyimpan parameter tersebut adalah D30-D33. Nantinya analog input yang masuk ke PLC akan diubah menjadi rangenya menjadi 0-100 yang awalnya dari 0-6000. Hasil scaling tersebut akan disimpan di alamat D200. Untuk mendapatkan nilai suhu (dalam Celcius) data keluaran dari sensor suhu LM35 dalam satuan V dikalikan 1000 untuk dikonversi menjadi mV dengan menggunakan instruksi BCD Calculation (*B) dengan memasukkan alamat data hasil pembacaan sensor, nilai perkalian yang diinginkan, dan alamat penyimpanan hasil perkalian data. Selanjutnya hasilnya akan dibagi 10 dengan menggunakan instruksi BCD Calculation (/B), hal ini dikarenakan setiap kenaikan 10 mV menginterpretasikan kenaikan 1 derajat Celcius pada LM35 sehingga untuk mengetahui nilai voltase dari suhunya dibagi dengan 10 mV.

KESIMPULAN

  • Perangkat PLC dapat membaca input digital maupun analog
  • Untuk melakukan pembacaan input digital maupun analog diperlukan perubahan setting pada PLC
  • Input analog dihubungkan pada pin ADC yang terdapat pada PLC (alamat 200-203)
  • Pengaturan resolusi analog disesuaikan dengan tipe PLC yang digunakan
  • Bacaan input analog perlu dilakukan scalling agar dapat ditentukan range datanya yang nantinya akan mempermudah pembacaan datanya
  • Untuk melakukan pengkoversian kedalam Celcius, data hasil pembacaan dikonversikan kedalam mV dengan mengalikan hasil pembacaan dengan 5 untuk skala 0-1000 (hasil dalam satuan mV).
  • Pengkonversian kedalam Celcius dilakukan dengan cara hasil pengkonversian ke dalam mV dikalikan dengan 10.

AFTAR PUSTAKA

EBHE (3 Oktober 2009). Apa itu PLC dan Apa Fungsinya. Dikutip 1 September 2019 dari ndoware :https://ndoware.com/apa-itu-plc.html
Wicaksono, Handy (2009). Programmable Logic Control Teori, Pemrograman, dan Aplikasinya dalam sistem otomasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.mouser.com/ds/2/307/-532345.pdf

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2016/08/mengenal-digital-dan-analog-inputoutput.html

 

LAPORAN PRAKTIKUM PLC 5

TUJUAN PRAKTIKUM :

Mahasiswa mampu memahami konsep scaling dari input analog menjadi digital serta monitoring

DASAR TEORI :

Scaling dalam PLC biasanya digunakan untuk mempermudah pembacaan dari input analog PLC, pada plc Omron yang digunakan, terdapat 5 input analog yang memiliki alamat 200 sampai 204, untuk menggunakan scaling, terdapat 3 instruksi yang harus di atur, pertama input SCL harus di atur dengan P_Always_On dan SCL diatur dengan mengatur alamat analog input, first parameter word, dan result word, dan yang terakhir, kita perlu memindahkan hasil ke Data Memory dengan menggunakan instruksi MOV.

 

Berikut simbol dari tiap instruksi :

 

 

 

 

Untuk mencari hasil konversi dapat digunakan tabel sebagai berikut :

Anggaplah X adalah nilai digital yang masuk ke PLC, sedangkan Y adalah nilai jarak yang akan ditampilkan. Titik A dan B adalah 2 titik minimum yang kita perlukan untuk melakukan operasi Skala di PLC.  Koordinat dari titik A menurut gambar di atas adalah (As,Ad) dan koordinat titik B adalah (Bs,Bd). Maka dengan persamaan garis lurus nilai yang berada di antara As dan Bs (misalnya titik Cs) dapat diketahui hasilnya pada Cd. Dan seterusnya.

 

METODOLOGI PRAKTIKUM :

Alat dan Bahan Praktikum

  • PLC OMRON CP1H
  • Power Supply
  • Potensiometer
  • Software Cx-Programmer
  • Software Cx-Designer

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Ladder :

Pembahasan :

Dari rangkaian yang digunakan, resolusi raw data yang dapat dibaca adalah, 0 sampai 1024, kemudian pin akan masuk ke AD0 kemudian pada cx programmer pin dibaca 200, dari sini akan di scaling hingga bernilai, 0 sampai 100, kemudian dengan menggunakan instruksi MOV D30 diatur 0 dan MOV D31 diatur 0, MOV D32 diatur #100, dan MOV D33 diatur &1024, setelah didapatkan data scaling, dilakukan konversi dari data input ke  dalam data suhu, untuk itu, digunakan operasi aritmatika untuk mendapatkan nilai suhu dari data input, rumus konversi yang digunakan adalah :

Temperature = (input) * 500 / 10 Kelvin

Dengan menggunakan instruksi *B untuk mengalikan data input dengan 500, kemudian hasilnya akan disimpan di D34, setelah mendapat hasilnya, memori D34 digunakan kembali sebagai data input sebagai data yang akan dibagi 10, kemudian data akan disimpan ke D35, kemudian didapatlah data suhu dalam Kelvin, Namun terdapat kelemahan dari metode ini, yaitu tidak dapat menampung bilangan pecahan.

 

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa scaling sangat bermanfaat untuk pembacaan hasil input analog, dengan resolusi tertentu, namun harus terdapat pertimbangan terhadap operasi aritmatika, karena operasi biner tidak dapat menghasilkan pecahan

 

Daftar Pustaka :

Datasheet OMRON CP1H series [Online] http://www.mouser.com/ds/2/307/-532345.pdf

Aniel Kandray, Programmable Automation Technologies, Industrial Press, 2010, Chapter 8 Introduction to Programmable Logic Controllers

E. A. Parr, Industrial Control Handbook, Industrial Press Inc., 1999.

M. A. Laughton, D. J. Warne (ed), Electrical Engineer’s Reference book, 16th edition,Newnes, 2003 Chapter 16 Programmable Controller.

LAPORAN PRAKTIKUM PLC 3

MENGGUNAKAN FUNGSI TIMER DAN COUNTER PADA PENSIMULASIAN PLC

TUJUAN PRAKTIKUM

  1. Mahasiswa mampu memahami penggunaan timer pada PLC
  2. Mahasiswa mampu memahami penggunaan counter pada PLC
  3. Mahasiswa dapat mengetahui pensimulasian pemrograman PLC menggunakan fungsi timer dan counter
  4. Mahasiswa mampu menggunakan timer pada PLC
  5. Mahasiswa mampu menggunakan counter pada PLC
  6. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan dengan pemrograman PLC menggunakan fungsi timer dan counter

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. menggunakan timer

  1. Buka Aplikasi CX-Designer
  2. Klik New lalu pilih jenis PLC
  3. Rancang Ladder logikanya
  4. Buatlah pengkondisian bagaimana agar Timer berjalan
  5. Simulasikan Ladder yang sudah dibuat
  6. Pahamilah bagaimana timer bekerja pada PLC

B. menggunakan counter

  1. Buka Aplikasi CX-Designer
  2. Klik New lalu pilih jenis PLC nya
  3. Rancang ladder logika
  4. Buatlah pengkondisian bagaimana agar counter bekerja  pada PLC
  5. Simulasikan ladder yang sudah dibuat
  6. Pahami bagaimana cara kerja counter pada PLC

DASAR TEORI

Timer dan Counter

Timer dan counter memiliki prinsip kerja yang sama, jika suatu kondisi telah terpenuhi, maka eksekusi akan dilakukan. Perlu diperhatikan, TC number untuk instruksi timer dan counter. Dalam sebuah program, masing-masing timer dan counter harus didefinisikan denan TC number yang berbeda. Sebagai contohnya, jika TIM000 telah dipakai maka jangan memakai CNT000, pakailah misalnya CNT001

Timer

Instruksi TIM berfungsi sebagai ON-Delay dengan penghitungan waktu mundur. Ketika kondisi eksekusinya terpenuhi, maka timer akan melakukan penghitungan wakti dari nilai SV (setting value ) menuju nol dengan resolusi waktu 0,1 detik. Format penulisan functionnya TIM000 #40 (TIM alamat setting value) jika menginginkan timer mundur 4 detik maka tulislah #40 karena resolusi waktunya adalah 0,1 detik

Jika tombol 1 aktif maka alamat 0.00 akan ter-energizer, function TIM 000 akan mulai menghitung mundur selama  4 detik. Jika belum ada 4 detik tombol 1 nonaktif, alamat 0.00 tak ter-energizer dan syarat belum terpenuhi sehingga kontak Normaly open TIM000 tidak akan aktif. Tombol 1 ditekan kembali dan penghitungan kembali dilakukan dari awal lagi. Ketika kondisi penghitungan mundur selama 4 detik telah terpenuhi maka kontak normaly open TIM 000 akan ter-energizer sehingga lampu alamat 10.00 akan menyala.

COUNTER

Instruksi CNT berfungsi sebagai penghitung atau pencacah mundur. Apa yang dihitung? Yang dihitung adalah perubahan kondisi masukan CP (count pulse) dari OFF ke ON. Ketika kondisi eksekusinya ON, maka setiap kali ada perubahan kondisi masukan CP dari ON ke OFF, maka instruksi CNT akan mengurangi nilai PV-nya ( present value)dengan satu. Perlu diperhatikan, jika instruksi CNT berada dalam interlock section, nilai PV-nya tidak direset ketika kondisi eksekusi interlock tidak terpenuhi. Counter tidak direset meskipun PLC dimatikan. SV counter adalah bilangan BCD, jadi hati-hati jika menggunakan SV selain konstanta.  Format penulisan functionnya CNT001 #5 (TIM alamat setting value).

Ketika tombol 2 ditekan, maka alamat 0.01 akan ter-energizer, CNT 001 aktif kondisi pertama terpenuhi. Ketika tombol 2 ditekan kembali, maka alamat 0.01 akan ter-energizer, CNT 001 aktif kondisi kedua terpenuhi. Hal  ini akan berlangsung selama 5 kali, dan setelah 5 kali maka keadaan set value menjadi 0 menyebabkan kontak normaly open CNT001 ter-energizer sehingga lampu 10.01 menyala. Selama belum dilakukan reset, tombol 2 tidak akan berfungsi. Lampu 2 akan terus menyala sampai reset tombol 3 aktif dan akhirnya lampu 2 mati.

Ketika ladder sudah dirangkai dengan sedemikian rupa maka diperlukan suatu sistem yang nyata dan dapat dihubungkan dengan PLC. Yang mana pada saat ini untuk pengimplementasian PLC ini sudah ada teknologi yang bernama Machines simulator.

Machines simulator merupakan suatu aplikasi simulator yang dibuat oleh perusahaan Nirtec yang dapat digunakan untuk mengetest PLC untuk suatu sistem seperti Conveyer Apel yang akan dibahas pada praktikum kali ini yang tersedia di dalam Machines Simulator. yang perlu dilakukan adalah menyambungkan PLC dengan Komputer yang mempunyai aplikasi Machines simulator dan sesuaikan sistem yang ada di Machines Simulator dengan sistem yang ada di PLC sehingga PLC dapat melakukan fungsinya sesuai dengan ladder diagram yang telah diupload.

Dengan Machines Simulator kita dapat melakukan simulasi dan trial error tanpa harus memiliki suatu sistem yang nyata terlebih dahulu sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini yang dilakukan adalah mencoba menganalisa bagaimana ladder diagram yang bekerja pada conveyor apel yang ada diaplikasi machines simulator yang mana akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Yang dilakukan pertama adalah membuat ladder holding yang mana dimaksudkan untuk ketika menekan tombol start maka sistem akan berjalan terus sampai tombol stop ditekan. Lalu kemudian membuat ladder diagram untuk bekerjanya konveyor secara keseluruhan yang mana ketika konveyor box mulai berjalan pada saat start ditekan lalu akan berhenti ketika sensor box  aktif lalu ketika sensor box aktif akan menjalankan konveyor apel dan ketika konveyor apel berjalan counter nya akan menghitung berapa banyak apel yang sudah masuk ke box yang mana pada praktikum ini ada sejumlah 3 lalu ketika counter menunjukkan angka 0 maka konveyer apel akan berhenti dan timer mulai hitung mundur sebagaimana pada praktikum ini diset selama 3 detik untuk mengantisipasi adanya apel yang jatuh sebelum masuk kedalam box, lalu ketika timer selesai menghitung mundur selama 3 detik maka otomatis akan menonaktifkan sensor box yang mana membuat konveyor apel akan berhenti dan konveyor box akan berjalan lagi sampai nanti tombol stop ditekan.

KESIMPULAN

Melalui praktikum ini para praktikan mampu menggunakan timer pada plc yang mana pada penggunaan nya terdapat dua jenis timer yaitu on delay dan off delay dan ketika pengkondisian timer tercapai maka timer akan berjalan melalui hitungan mundur yang sudah diatur waktunya pada saat membuat ladder. Melalui praktikum ini juga para praktikan mampu memahami dan menggunakan counter pada saat membuat ladder yang mana pada ketika mengunnakannya, counter akan berjalan ketika pengkondisian nya tercapai dan counter akan berjalan dengan hitungan mundur ketika berjalan yang mana hitungan mundurnya sudah diset pada saat membuat counter tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Pratt, William K. 2001.  PLC Programming Methods and Applications. New York:     Prentice Hall
Guedes, Luiz Affonso.  2010. Programmable Logic Controller. London: Intech
http://syaikhulawwali.web.ugm.ac.id/

LAPORAN PRAKTIKUM PLC 2

CX PROGRAMMER DAN CX DESIGNER

I. TUJUAN PRAKTIKUM

  • Memahami CX-Programmer dan CX-Designer
  • Memahami cara mengintegrasikan CX-Designer dan CX-Programmer
  • Memahami cara mengintegrasikan CX-Programmer, CX-Designer, dan PLC

II. DASAR TEORI

Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat
mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC dapat
diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak berpengalaman dalam
mengoperasikan komputer. PLC umumnya digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu diagram ladder. Hasil gambar tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang diperlukan untuk suatu proses. PLC akan mengoperasikan semua  sistem yang mempunyai output apakah harus ON atau OFF. Dapat juga di operasikan suatu sistem dengan output yang bervariasi. PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar dapatmengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial,operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmatika. PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
  • PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
  • PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin
    banyak debu, panas,guncangan, dan sebagainya.

Untuk memrogram PLC, biasanya digunakan software-software tertentu yang mana tergantung pada pembuat PLC nya yang mana pada praktikum ini yang digunakan adalah PLC buatan OMRON sehingga aplikasi yang digunakan adalah CX-Programmer.CX-Programmer merupakan software khusus untuk memprogram PLC buatan OMRON. CX Programmer ini sendiri merupakan salah satu software bagian dari CX-One. Dengan CX-Programmer ini kita bisa memprogram aneka PLC buatan omron dan dengan adanya fitur simulasi tanpa harus terhubung dengan PLC, mampu membuat kita bisa mensimulasikan ladder yang kita buat, dan simulasi ini juga bisa kita hubungkan dengan HMI PLC Omron yang telah kita buat dengan menggunakan CX-Designer (bagian dari CX-One). Yang mana CX-Designer adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat interface yang terhubung dengan CX-Programmer untuk dapat mengendalikan fungsi yang terdapat dalam ladder diagram yang telah dibuat. Selain itu CX-Designer juga dapat mensimulasi hasil yang telah dibuat dan terhubung dengan CX-Programmer sebagai sumber data yang terkait fungsi dalam ladder diagram.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini mahasiswa dituntut untuk membuat ladder sederhana untuk mengidupkan satu output yang berupa LED. Ladder dibuat dengan menggunakan kombinasi gerbang OR menggunakan 2 button normally open , dan di AND kan dengan button normally close. Untuk mensimulasikannya, mahasiswa menggunakan software CX PROGRAMMER sebagai pembuat ladder, dan CX DESIGNER sebagai simulator yang terintegrasi dengan CX PROGRAMMER.

Dalam CX DESIGNER, mahasiswa membuat 2 buah input sebagai input1 di OR dan input2 di AND, yang mana akan berubah warnanya apabila di aktifkan (baik normally open maupun close). Jadi setelah dipraktikkan, apabila input1 di ON kan dan input2 di OFF kan, maka lampu LED dalam CX DESIGNER akan menyala. Apabila input1 di OFF kan, namun pasangan gerbang OR dengan output yang dijadikan input tetap di ON kan, Bersama dengan keadaan input2 OFF, maka LED akan menyala juga. Namun, apabila input2 di ON kan, yaitu sebagai gerbang AND maka otomatis arus dari gerbang OR akan terputus dan LED tidak akan menyala.

Dan hasil yang ditampilkan oleh CX DESIGNER akan sama dengan yang ditampilkan pada PLC, itulah mengapa CX DESIGNER sangat cocok digunakan sebagai simulator PLC dengan CX PROGRAMMER.

IV. KESIMPULAN

Melalui praktikum ini mahasiswa paham mengenai bagaimana cara menggunakan CX PROGRAMMER dan DESIGNER, dibuktikan dengan ladder yang telah dibuat oleh masing-masing praktikan. Mahasiswa juga mengerti bahwa CX PROGRAMMER dan CX DESIGNER merupakan software mutualisme sebagai pembuat ladder dan simulator yang cocok untuk mensimulasikan PLC, karena CX DESIGNER bias mengintegrasikan ladder yang dibuat di CX PROGRAMMER sekaligus memberikan interface yang mudah digunakan. Dan mahasiswa juga mengerti bahwa perpaduan antara CX PROGRAMMER dan CX DESIGNER juga terintegrasi dengan PLC secara langsung, dibuktikan dengan output pada PLC yang sama dengan output yang ditunjukkan pada CX DESIGNER.

V. DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/17458-Dasar-dasar-plc-programmable-logic-controller-plc.html

https://www.musbikhin.com/pengantar-cx-programmer-seri-belajar-plc/

http://elektro.um.ac.id/si/silab/images/modul/3.pdf

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM PLC

PENGENALAN PLC

1. TUJUAN PRAKTIKUM

  • Memahami pengertian PLC
  • Mampu menggunakan CX-Programmer untuk pemrograman PLC
  • Mampu menggunakan perangkat PLC

2. DASAR TEORI

Program Logic Controller (PLC) adalah perangkat yang dirancang untuk menggantikan system control elektrik berbasis relay. PLC mulai digunakan pada tahun 1970-an. Ide utamanya adalah untuk mensubstitusi relay yang digunakan untuk mengimplementasikan logika control. Dewasa ini PLC digunkan secara luas dan telah dikembangkan dari unit-unit kecil yang berdiri sendiri (self contained) yang hanya mampu menangani sekitar 20 input/output menjadi system modular yang dapat menanggani input/output dalam jumlah besar, menanggani input/output analog maupun digital dan melaksanakan mode kotrol proporsional-integral-derivatif. Sesuai dengan namanya, PLC dapat dengan mudah deprogram ulang. PLC serupa dengan computer, namun bedanya computer dioptimalkan untuk tugas perhitungan dan penyajian data, sedangkan PLC dioptimalkan untuk tugas pengontrolan dan pengoperasian di dalam lingkungan industri.

PLC tersusun atas beberapa komponen dasar sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

  • Unit prosesor atau central processing unit (CPU) yang di
    dalamnya berisi mikroprosesor yang mampu
    menginterpretasikan sinyal-sinyal masukan dan melakukan
    tindakantindakan pengontrolan, sesuai dengan program yang
    tersimpan di dalam memori, lalu meng komunikasikan
    keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal
    kontrol ke antarmuka keluaran;
  • Unit catu daya yang diperlukan untuk mengubah tegangan
    arus bolak-balik (ac) dari sumber menjadi tegangan arus
    searah(dc) yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-
    rangkaian di dalam modul-modul antarmuka masukan dan
    keluaran;
  • Perangkat Pemrograman digunakan untuk memasukan
    program yang dibutuhkan ke dalam memori. Program-
    programtersebut dibuat dengan menggunakan perangkat
    pemograman dan selanjutnya dipindahkan ke dalam unit
    memori PLC;
  • Unit memori merupakan tempat menyimpan program yang
    akan digunakan untuk melaksanakan tindakan-tindakan
    pengontrolan yang disimpan mikroprosesor;
  • Bagian masukan dan keluaran merupakan antarmuka dimana
    prosesor menerima informasi dari dan mengkomunikasikan
    informasi kontrol ke perangkat-perangkat diluar. Sinyal-
    sinyal masukan dapat berasal dari saklar-saklar, sensor-
    sensor, dan sebagainya. Sinyal-sinyal keluaran bisa
    diberikan pada alat pengasut motor, katup, lampu, dan
    sebagainya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, mahasiswa dituntut untuk membuat rangkaian PLC sederhana dengan software yang bernama CX Omrone Programmer. Mahasiswa diberi kasus untuk menghidupkan output berupa led sebanyak 3 buah. Untuk menghidupkan led-led tersebut, dibutuhkan rangkain elektronika yang dibuat menggunakan CX Omrone Programmer yang disebut ladder. Dalam menyusun ladder, mahasiswa menggunakan kombinasi layaknya dalam elektronika digital gerbang-gerbang logika, disini mahasiswa menggunakan button normally open dan normally close.

Seperti dalam hasil diatas, input satu menggunakan button normally open yang artinya adalah ketika input1 bersifat 0 (tidak ditekan), maka tidak ada arus yang mengalir menuju output 1. Namun, bila input1 bersifat 1 (ditekan), maka akan ada arus yang mengalir ke output 1 sehingga LED 1 akan menyala.

Berbeda dengan input2 yang menggunakan normally close. Jika input2 dalam keadaan standar atau bersifat 0, maka akan mengalirkan arus ke output2 sehingga LED 2 menyala. Namun jika input2 ditekan atau bersifat 1, maka akan memutuskan arus yang mengalir ke output2, sehingga LED 2 akan mati.

Untuk variasi3, bisa dilihat bahwa mahasiswa menyusun gerbang OR menggunakan input1  (normally open) yang disejajarkan dengan output2 yang dipasangi button normally open juga. Sehingga jika salah satu diantara input1 dan output2 bersifat 1 atau terhubung, maka arus akan diteruskan ke variasi4 yaitu gerbang AND.

Variasi AND menggunakan input2 (normally close) yang dikombinasikan dengan gerbang OR dari variasi3, sehingga jika dari variasi3 sudah terhubung dan menyalurkan arus ke input2 sebagai gerbang AND, maka apabila input2 bersifat 0 (normally close) arus akan terhubung ke output3 dan LED 3 akan menyala.

KESIMPULAN

Mahasiswa berhasil mengenal PLC, yaitu perangkat yang dirancang untuk menggantikan system control elektrik berbasis relay. Untuk menggunakan PLC, dibutuhkan ladder sebagai rangkaian elektroniknya dalam menyusun gerbang-gerbang logika sehingga PLC mampu menghasilkan output yang diinginkan. Mahasiswa juga berhasil menggunakan PLC, dibuktikan dengan mahasiswa berhasil menghidupkan led dalam modul PLC yang sudah dicek oleh asisten praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32575991/LAPORAN_PRAKTKUM_PROGRAMMABLE_LOGIC_CONTROLLER

https://www.academia.edu/9984410/Laporan_PLC_Programmable_Logic_Control_1?auto=download

http://kusuma-w-arya.blogspot.com/2013/05/pengertian-plc-dan-jenis-jenis-plc.html